RAKYAT MERDEKA — Akhirnya, topan super Noru menghantam daratan Filipina, pada Minggu (25/9) petang. Hantaman angin kuat ini dilaporkan terjadi di provinsi Quezon, sekitar pukul 17.30 waktu setempat.
Dikutip dari AFP, di Luzon, angin kencang dan hujan lebat memaksa ribuan orang melakukan evakuasi. Mereka pun harus meninggalkan rumah mereka.
Luzon sendiri merupakan sebuah pulau utama Filipina yang padat penduduk.
“Angin kencang pagi ini,” ujar Ernesto Portillo, 30, yang bekerja sebagai juru masak di kota pesisir Infanta di Quezon.
“Kami agak khawatir… Kami mengamankan barang-barang kami dan membeli beberapa bahan makanan, jadi kami punya makanan untuk berjaga-jaga,” tambahnya.
Topan Noru ini menjadi badai terkuat yang melanda Filipina tahun ini. Hal ini disebabkan, angin tersebut memiliki kecepatan maksimal hingga 195 kilometer per jam.
Hantaman angin keras
Dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial dan sudah diverifikasi AFP, memperlihatkan pohon-pohon yang bergoyang liar karena hantaman angin keras yang menerjang pulau tersebut.
Di ibu kota Filipina sendiri, yakni Manila, para personel darurat sudah bersiap untuk menghadapi kemungkinan angin kencang dan hujan lebat.
Angin ini diperkirakan akan menerjang kota dengan kepadatan penduduk lebih dan merupakan rumah bagi lebih dari 13 juta orang.
Evakuasi paksa pun harus dilakukan di beberapa daerah berisiko tinggi, yakni kota metropolitan. Yang mana termasuk komunitas miskin yang tinggal di gubuk-gubuk tipis di sepanjang sungai.
“Kami meminta para warga yang tinggal di zona berbahaya untuk mematuhi seruan evakuasi kapan pun diperlukan,” ujar Kepala Polisi kepada Kapolda Jenderal Rodolfo Azurin.
Badan bencana Filipina sebelumnya telah mengumumkan status siaga semenjak Sabtu (24/9), saat badai tropis mulai mendekat dan meningkat menjadi topan yang diperkirakan akan membawa hujan sedang hingga lebat serta angin kencang di atas pulau utama Luzon.